Rabu, 11 Agustus 2010
AL HABIB HUSEIN BIN SYEKH ABU BAKAR BIN SALIM
Nasab Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim
Habib Husein bin As-Syekh Al Kabir Al-Qutb As-Syahir Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Sayyidina Syekh Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman As-segaf bin Syekh Muhammad Maula Ad-Dawilayh bin Syekh Ali Shohibud Dark bin Sayyidina Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma’ah bin Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib Saml bin Sayyidina Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh bin Sayyidina Al-Imam Muhajir Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-Husein. Rodiyallahu ‘Anhum Ajma’in.
Diriwayatkan bahwa Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim mendapatkan gangguan dari pembesar setempat dan pasukannya; sehingga membuat beliau berhijrah ke Makkah dan Madinah. Beliau tinggal disana selama 7 tahun. Ketika dalam keadaan seperti itu, beliau didatangi oleh Nabi Khidir AS. Nabi Allah Khidir AS berkata kepada beliau :
“Sesungguhnya kakekmu Muhammad SAW mengucapkan salam atasmu dan memerintahkan dirimu agar segera pulang ke Hadhramaut.”
Nabi Khidir AS juga memberitahukan kepada beliau bahwa rasa permusuhan para penguasa itu kepadanya akan dihilangkan Allah SWT dan mereka akan berubah mencintai beliau. Dan Nabi Allah Khidir As, memberitahukan kepada beliau agar berjalan bersama satu Kabilah arab di Hadhramaut yang akan mempunyai hubungan yang dekat dengan keturunan beliau sampai hari kiamat; kenyataannya hal tersebut benar sampai sekarang.
Nabi Allah Khidir AS memberikan 3 benda kepada Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim; yang pertama bejana atau gelas yang besar. Yang kedua, tongkat, dan yang ketiga, gendang. Al-Imam Al-Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Athas, meriwayatkan :
“Kami telah melihat bejana yang diberikan Nabi Allah Khidir kepada Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim beserta tongkatnya ada di I’nat.”
Ketika Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim pulang, beliau mendapati satu kaum yang sedang merajalela dan berbuat semena-mena. Maka Al-Imam Husein memerintahkan agar menabuh gendang yang diberikan oleh Nabi Allah Khidir kepadanya di atas gunung. Lalu ketika gendang tersebut di tabuh, dengan seizing Allah SWT, orang-orang yang tadinya berlaku semena-mena tiba-tiba bertingkah dan ketakutan seperti orang gila, dan merekapun kabur tercerai berai.
Diceritakan bahwa Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim mengirim buah kurma dari kebunnya ke Bashrah. Pada saat itu di Bashrah sedang dilanda wabah penyakit. Dan ketika buah kurma tersebut tiba; para penduduk Bashrah yang mendapat kabar bahwa kurma Sayyidina Husein baru sampai di Bashrah, mereka serta merta membeli kurama beliau beramai-ramai, dengan mengharapkan barokah beliau agar selamat dari wabah tersebut. Sehingga habislah terjual seluruh kurma Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim. Semuanya dalam waktu yang singkat. Maka uang dinar dari hasil penjualan kurma itupun dikirimkan kepada beliau. Habib Husein berkata :
”Tidakkah Aku pernah berkata kepada kalian, sesungguhnya aku tidak mencintai dunia, tetapi dunia itulah yang mencintai diriku.”
Terlintas suatu perasaan di hati salah seorang yang hadir, orang ini bertanya di dalam hatinya :
”Bagaimanakah Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim ini beribadat kepada Allah SWT, sedangkan dirinya terlihat sibuk mengurus dunia?”
Tiba-tiba pada saat itu juga Habib Husein mengkasyaf orang tersebut dan berkata :
”Kalau sekiranya semua harta duniawi yang kau lihat bersamaku ini hilang, maka sungguh hatiku tidak akan rusak sedikitpun dan tidak akan bergerak badanku sedikitpun atau tidak akan bergerak sehelai rambutku untuk mencari dunia.”
Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim, telah membina murid-murid beliau yang semuanya telah menjadi Ulama terbesar di zamannya, diantaranya adalah:
• Sayyidina Al-Imam Al-Qutb Al-Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Athas.
• Sayyidina Al-Arif billah Habib Muhammad bin Alwi bin Muhammad bin Abu Bakar bin Alwi bin Ahmad bin Abu Bakar As-Sakran.
• Sayyidina Al-Imam Habib Syekh bin Ahmad bin Yahya.
• Sayyidina Al-Imam Abdurrahman bin Ibrahim bin Abdurrahman Al-Mu’allim.
• Sayyidina Al-Imam Habib Aqil bin Umar Al-Musytahir bi ‘Imran.
Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim diketahui sangat membenci tembakau ( rokok ), dalam hal ini beliau berkata:
“Barang siapa yang tidak meninggalkan kebiasaannya untuk merokok sampai 40 hari sebelum matinya, maka ditakutkan ia akan mati dalam keadaan Su’ul Khatimah.”
Diriwayatkan bahwa beliau telah membeli satu lahan tembakau seharga 40 ribu riyal yang kemudian dibakar oleh beliau. Selain membenci tembakau, beliau sangat menyukai minuman kopi dan menganjurkan kaum muslimin untuk meminumnya, dan beliau jugalah yang memprakarsai tanaman kopi yang banyak tumbuh di Duw’an sampai sekarang.
Habib Husein bin syekh Abu Bakar Bin Salim banyak dipuji oleh para wali dan Ulama-ulama terbesar di zaman itu. Beberapa diantaranya adalah Al-Muhibbusshodiq Al-‘Alim Syekh Abdurrahman at-Thobathy, Qodhi kota San’a, beliau berkata dalam Sya’irnya :
“As-Sayid As-Sanad Al-Husein yang telah diridhoi oleh Allah, Keturunan Sayyidina Al-Husein cucu Rasul Allah, beliau adalah lautan ma’rifat yang sangat dalam”
Wahai orang-orang yang menginginkan keberkahan dari seorang kekasih yang bisa diharapkan pertolongannya.
Beliau adalah Wali Ghauts yang kewilayahannya menyelimuti alam.
Maka katakanlah oleh kalian : Wahai anak Syekh Abu Bakar bin Salim, Wahai yang mempunyai matahari yang cemerlang.
Sesungguhnya aku berziarah kehadiratmu dan mempunyai keinginan yang aku yakini akan anda dengarkan.
Maka terimalah ziarahku ini dan tolonglah Bantu aku, seorang pecinta yang selalu merindukanmu.”
Dan Al-Jalil Al-Fadhil Muhammad Al-Huwty yang selalu dibantu Allah SWT dengan tawasulnya kepada Sayyidina Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim, menyambung beliau dalam satu syairnya;
“Engkau didalam hatiku, adalah kekasihku wahai Sayyidy Husein,
Engkau adalah pengobat setiap kesakitanku,
Engkau adalah ruhku dan permohonanku,
Engkau ada di setiap pendengaran dan perbincanganku,
Penguat hatiku, kekasihku adalah engkau wahai Sayyidy Husein,
Demi Allah, sungguh cinta kami kepadamu telah menguasai kami
Semua-nya.”
As-Syekh Al-Fadhil Al-Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim adalah Khalifah Ayahandanya. Beliau wafat di ‘Inat tahun 1044 H, beliau mempunyai 22 orang anak. 9 orang perempuan dan 13 orang laki-laki.
Anak beliau yang perempuan :
1. Syarifah Alwiyah.
2. Syarifah Tholhah.
3. syarifah Salwa.
4. Syarifah Fatimah Al-Kubro.
5. Syarifah Aisyah.
6. Syarifah Syekhah. .
7. Syarifah Fatimah As-Sughro
8. Syarifah Maryam.
9. Syarifah Ruqoyah
Anak beliau yang laki-laki :
1. Sayyid Salim.
2. Sayyid Abdurrahman.
3. Sayyid Abu Bakar
4. Sayyid Soleh.
5. Sayyid Ahmad
6. Sayyid Idrus.
7. Sayyid Syekhan.
8. Sayyid Hasan.
9. Sayyid Muhsin
10. Sayyid Umar.
11. Sayyid Muhammad.
12. Sayyid Syekh.
13. Sayyid Hamzah.
( Dikutip dari buku “Menyingkap rahasia hati” Syeikh Abu bakar bin Salim; penerjemah Habib Novel Muhammad Al aydrus dan buku Manaqib Sayyidina Al-Imam Al-Qutb Al-Ghauts Al-Fakhrul Wujud As-Syekh Abu Bakar bin Salim Ra oleh Sayyid Muhammad Rafiq bin Luqman Al-Kaff Gathmyr )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar